Kamis, 13 Oktober 2011

Pahala Abadi Bagi Orang Yang Membangun Masjid

عَنْ أبِى هُرَيْرَة, أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثصَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ  ) واه ابو داود

Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.(makna sabda Nabi; riwayat Muslim, No1631
Menurut Imam Nawawi, sadaqah jariah adalah wakaf (Alminhaj 6/96) Hadist di atas menunjukan keabadian pahala wakaf
Saat Masjid Nabawi di masa Nabi telah tidak lagi mampu menampung jamaah shalat, Nabiingin memperluas Masjid. Namun tanah di sekitar Masjid yang akan di bangun belum dibebaska. Nabi memberikan kabar gembira bagi orang yang membeli tanah tersebut lalu mewakafkannya, maka baginya Syurga di akhirat kelak. Sahabat ‘Ustman bin ‘Affan adalah pembeli dan pewakaf tahah tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi hamper 15 abada yang lampau, dan wakaf tersebut kini masih utuh. Berapa banyak aliran pahala yang telah diraih ‘Utsman bin’affan, dan akan terus di raihnya sampai hari kiamat  ? Hanya Allah yang mampu membilangnya 

Cita-cita setinggi langit boleh aja, kenyamanan tempat ibadah,
bisa menyemangati kita untuk segera mendatanginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar